Monday, February 14, 2011

Dr. Lasam Soeroso, MAppSc

Malam tanggal 13 Februari 2011, ada yang mengetuk pintu kamar saya di Wisma Unsoed Bandung. Surprise! Ternyata Pak Lasam. Setelah bertukar kabar sejenak, Beliau menanyakan keberadaan Pak Hantoro (Fapet) dan rekan-rekan dari Unsoed lainnya yang tinggal di Wisma. Rupanya hari Senin Pak Lasam akan Sidang Terbuka dan Beliau bermaksud untuk mengundang kita hadir di acara tersebut. Alhamdulillah...undangan seperti ini selalu menerbitkan sukacita di hati saya. Saya sampaikan "Insyaallah akan datang.." kepada Pak Lasam malam itu. Tujuan saya hadir tidak lain adalah untuk turut serta merayakan saat-saat membahagiakan dari seorang mahasiswa S3 di akhir perjuangannya.

Sesuai undangan, tepat pukul 15.00 saya tiba di lantai III Gedung Pascasarjana Unpad. Rupanya sedang ada sidang terbuka juga, sehingga waktu untuk Pak Lasam mundur sekitar 30 menit. Saya masuk ruang sidang, disambut oleh spanduk ini.


Sidang berlangsung dengan khidmat, Drs. Lasam Suroso, MAppSc. memaparkan penelitian serta menjawab sanggahan atau pertanyaan dari para penguji dengan penuh semangat. Kepercayaan diri Beliau ketika berada di podium sungguh sangat membanggakan. Tampak terpelajar serta mengusai sekali bidang yang ditelitinya. Saya betul-betul menikmati pidato beliau sekalipun tidak memiliki latar belakang keilmuan yang sama.



Kurang lebih sidang berlangsung selama 1,5 jam, karena setelahnya di ruangan yang sama akan digunakan untuk sidang mahasiswa yang lain.

Topik penelitian yang menarik, serta pembawaan pidato yang hidup, membuat waktu tidak terasa sampai di penghujung sidang. Setelah menunggu sejenak para promotor dan penyanggah berdiskusi, tibalah saat pengumuman hasil yang menyatakan bahwa Pak Lasam berhak menyandang gelar Doktor dengan yudisium memuaskan. Keputusan tersebut tak pelak disambut dengan sukacita dan tepuk tangan oleh hadirin dan keluarga.


Oiya, bagi yang ingin mengetahui judul disertasi maupun promotor Dr Lasam, saya mengabadikan halaman ringkasannya berikut ini:



Friday, February 11, 2011

Kantin 22

"Kantin 22", begitulah saya dan teman-teman di Wisma Unsoed sering memanggil warung makan ini. Letaknya cukup dekat, dan bisa dicapai baik melalui pintu depan maupun belakang Wisma.



Warung makan tersebut saya nilai cukup favorit bagi mahasiswa di sekitarnya, bahkan tidak jarang juga keluarga-keluarga di samping kanan dan kiri warung membeli sayur atau lauk di situ. Dengan alasan apa saya memberi label warung favorit kepada "Kantin 22"? Tentu saja dari banyaknya pembeli yang lebih memilih makan di situ sekalipun ada beberapa warung makan lain yang berdekatan di sepanjang jalan Tuisba. Indikator lainnya adalah jangan berharap banyak untuk masih berjumpa dengan menu yang lengkap jika ke sananya setelah waktu maghrib. Berarti laris kan?

Ini dia foto "Kantin 22" dari dalam yang saya ambil malam hari. Jadi saya menyebut keadaannya sudah "habis-habisan", karena waktu itu memang sudah hampir tutup, sekitar jam 19.



Bicara soal menu "Kantin 22", masing-masing kita punya favorit sendiri. Dari puluhan menu yang tersaji, 'ayam penyet' ada di peringkat pertama daftar favorit saya. Pokoknya "..mak nyus..", demikian meminjam istilah Pak Bondan. Namun yang sehari-hari saya pilih (baca = saya makan) tentu saja akan sangat tergantung pada anggaran yang tersedia di kantong. Dan jenis lauk terbanyak yang saya makan adalah dari marga telor. Oiya, ada menu satu lagi yang terlewat, yaitu "pepes ayam". Tapi menu yang terakhir saya sebut jarang-jarang ada.

Tentunya hampir setiap warga Wisma adalah penikmat "Kantin 22". Saya katakan "hampir" karena ada juga yang memang belum pernah sama sekali ke sana sekalipun promosi sudah gencar ia terima. Ok, sebenarnya masih banyak cerita yang tersimpan di "Kantin 22", baik itu cerita romantis, cerita lucu, cerita seru, maupun cerita saru (hehehe...ini yang paling banyak muncul, tahu sendiri siapa tokoh-tokohnya kan?).

Harapan saya, dan mungkin juga rekan-rekan lainnya terhadap "Kantin 22" adalah bisa semakin maju dan tetap menjaga kualitas kebersihan dan keramah-tamahannya. Satu lagi permintaan khusus dari saya, bisa nggak ya kalau hari minggu tetap buka?